Setiap persoalan dan problematika hidup akan gampang diatasi apabila pikiran kita dalam keadaan diam, sehingga persoalan dan problematika tersebut tidak mempengaruhi diri kita. Bila pikiran adalah cermin, artinya semua hal yang terjadi, peristiwa yang ada, hanyalah pantulan lewat sebuah perantara yang dapat kita lihat. Kita seua sedang mengalami “ilusi perceptual”.
Contoh: saya mengalami peristiwa sedih, karena saya kehilangan pekerjaan saya. Sedih adalah sebuah akibat dari sebab kehilangan pekerjaan. Sedih itu muncul karna saya mengangap diri saya terlibat, diri saya hanyut pada peristiwa tersebut. Bagaimana kalau kita berhasil mengambil jarak antara diri yang menyaksikan peristiwa dan peristiwa yang terjadi? Pengambilan jarak inilah sebuah penyadaran tentang Ilusi perceptual.
Pada kondisi ini, maka peristiwa tidak dapat mempengaruhi diri walaupun kita belum dapat melihat secara utuh sisi-sisi peristiwa tersebut. Setidaknya diri sudah tidak terpengaruh oleh peristiwa. Sebuah cara sederhana untuk mempersiapkan kita mengambil jarak pikiran dan menyadari adanya ilusi perceptual. Cara serderhana tersebut merupakan metode menyadari bahwa kira sedang bernafas.
Caranya:
· Bernafas normal biasa, tarik nafas melalui hidung dan keluarkan nafas melalui hidung
· Tidak ada yang diperlambat, tidak ada yang ditahan
· Semua normal bernafas biasa, hanya saja kita menyadari bahwa kita sedang menarik nafas dan membuang nafas. Sadari tarikan nafas lewat hidung anda dan sadari hembusan nafas lewat hidung anda.
Kesadaran tentang tarikan dan hembusan nafas ini yang akan menghantar kita kepada penyadaran tentang pikiran. Sepanjang dan selama anda bisa menyadari nafas anda dan menyadarinya, selama itu pula anda sadar bahwa anda hidup, selama itu pula pikiran anda berada dalam keadaan ‘jaga’.
Semua Tertuang dalam Buku SANG PARENTING
HARGA BUKU 156K
PEMESANANAN KE 08122351627
0 Komentar